RI Waspadai Kenaikan Harga CPO
Ramdhania El Hida - detikFinance
jakarta - Pemerintah mewaspadai terjadinya kenaikan harga CPO akibat imbas penghentian ekspor gandum dari Rusia akibat gelombang panas yang melanda negara tersebut.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan penghentian ekspor gandum dari Rusia ini dikhawatirkan bisa memicu tindakan yang sama yang akan dilakukan di negara Eropa lain.
"Situasi di Internasional nanti terakhir tahun dan awal tahun,gelombang panas di Rusia menghentikan ekspor gandum juga dikuti negara Eropa," ujarnya saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (11/8/2010).
Berdasarkan perhitungan pemerintah, Bayu mengungkapkan penghentian ekspor ini akan memengaruhi harga kedelai, jagung, bahkan CPO. Pasalnya, dengan kurangnya gandum, maka orang-orang akan berpindah untuk menggunakan kedelai dan jagung sehingga harga komoditi ini meningkat. Dengan begitu, harga CPO pun akan naik.
"Ke depan kita menghitung akan memengaruhi di kedelai, jagung, dan CPO.
Bayu menyatakan dampak penghentian ekspor tersebut akan terasa pada 4 bulan ke depan. Namun, diharapkan kenaikan harganya tidak sebesar kenaikan pada tahun 2008 karena negara Barat tersebut pasti akan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Mudah-mudahan tidak seperti 2008. Kalau gandum di negara-negara barat kan makanan utama jadi mereka pasti akan mengatasi itu dan kita selamat," tandasnya.
Sebelumnya, Rusia memutuskan untuk melarang ekspor gandum hingga akhir tahun ini setelah mengalami kekeringan panjang dan kebakaran jutaan hektare lahan pertanian. Moskwa juga mengatakan produsen pertanian yang terkena dampak bencana musim panas akan mendapatkan bantuan total 35 miliar rubel atau sekitar US$ 1,17 miliar. Rencana penghentian ekspor gandum itu sebelumnya disampaikan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin.
http://www.detikfinance.com/read/2010/08/11/191540/1418558/4/ri-waspadai-kenaikan-harga-cpo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar